Pemandangan tak biasa nampak di seputaran Sungai Musi Jembatan Ampera Palembang, Rabu (20/01/2016) lalu. Puluhan ribu warga Palembang dengan mengenakan busana putih-putih memadati halaman Benteng Kuto Besak yang bersejarah. Tua muda, laki perempuan, dewasa anak-anak semua tumpah ruah di tempat tersebut.
Di lokasi yang pernah menjadi saksi sejarah meraih kemerdekaan sekaligus benteng pertahanan Kesultanan Palembang Darussalam itu digelar acara Tabligh Akbar dan Ihtitam Maulid Arbain bersama para ulama, para habaib, kyai, tokoh ormas maupun masyarakat serta para pejabat se-Sumatera Selatan.
Acara diawali dengan iringan qasidah dan bacaan Maulid yang disenandungkan oleh Tim Hadhroh 'Asyiqul Musthofa dan Salafiyah Ba'alawi, dengan suara syahdu dari para Munsyidin dipimpin oleh Ustaz Zaki Mubarok dan Ustaz Syafiq Hidayatullah.
Usai pembacaan Maulid dan sambutan-sambutan dari berbagai tokoh. Tibalah saatnya acara inti, tausyiah agama oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab. Jamaah makin merapat.
Dalam ceramahnya, Habib Rizieq menjabarkan bagaimana perjuangan Rasulullah Saw dalam menghadapi aneka macam tantangan dakwah serta serangan kaum kafir kepada kaum muslimin.
“Ketika orang-orang kafir menyerang Islam dengan menggunakan argumen, Rasulullah balas dengan argumen. Dialog dengan dialog. Debat dengan debat. Syair dengan syair. Ekonomi dengan ekonomi. Namun, ketika orang-orang kafir angkat senjata, maka Rasulullah juga balas dengan angkat senjata. Takbiir…!!!”, terang Habib penuh semangat.
Karena itu, lanjut Habib, setiap Muslim yang mencintai Nabi Saw harus mencontoh beliau dalam cara beliau memperjuangkannya.
Habib Rizieq mencontohkan kasus bom di Jl MH Thamrin Jakarta baru-baru ini. Menurut Habib Rizieq, tindakan tersebut dilakukan karena pelakunya tidak paham cara perjuangan Nabi Saw.
Menurut Habib Rizieq, Indonesia adalah merupakan daerah aman, bukan wilayah perang. Tidak boleh seseorang meledakkan bom di tengah kerumunan orang atas nama jihad, karena bukan berada di medan jihad. Jihad ada rukun, syarat, akhlak dan adabnya, tidak boleh sembarangan.
Habib Rizieq mengakhiri ceramahnya dengan mengingatkan umat agar mewaspadai gerakan Nativisasi pemikiran yang saat ini tengah gencar dilancarkan gerombolan Liberal dengan berusaha membuat umat Islam anti dengan Arab, dan memunculkan gerakan menusantarakan Islam.
Palembang Bershalawat ini dihadiri sejumlah tokoh seperti sesepuh tokoh masyarakat Palembang, Kms. H. Abdul Halim Ali, Kapolda Sumsel Irjen Pol. Djoko Prastowo, Perwakilan Pangdam II Sriwijaya, Imam FPI Sumsel Habib Umar Abdul Aziz Syahab, Pembina Majelis Maulid Arbain Habib Umar Alwi Assegaf, Buya Husni Thamrin Madani, Anggota DPD Sumsel Hendri Zainudin.
Selain itu juga hadir sejumlah pimpinan ormas Islam seperti, PW NU, FUI, Rabithah Alawiyah, DMI, PUI, Kesultanan Palembang, PITI, IKADI, KKP, IKKI, HMI, Puskomda LDK, ICMI, FPI, KAMMI, MMI, Forum Pondok Pesantren Sumsel, BKPRMI dan ratusan Majelis Taklim se-kota Palembang.
Sumber: SUARA-ISLAM.COM
Loading...