Derajat Seorang Ibu “Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Umarah bin al-Qa’qa bin Syubrumah, dari Abu Zu’rah, dari Abu Hurairah Ra. berkata, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak akuberbakti kepadanya?’ Beliau menjawab, ‘ibumu.’ Ia beratanya lagi, ‘Kemudian,siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu’. Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Beliau menjawab, ‘Kemudian Ayahm.’ Ibnu Syubrumah dan Yahya bin Ayyub berkata, telah menceritakan kepad kami, Abu Zur’ah hadits seperti diatas.”(HR. Bukhari).
“Dari Muawiyah bin Jahimah as-Salami, ia berkata, ‘Aku mendatangi Rasulullah Saw. aku katakan kepada beliau, ‘Sesungguhnya, aku ingin berjihad bersamamu dalam rangka mencari ridha Allah dan kehidupan akhirat.’ Rasulullah Saw. menjawab, ‘Celakalah kau. Apakah ibu mu masih hidup?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Rasulullah Saw. bersabda, ‘Kembalilah dan berbaktilah kepadanya.’ Kemudian, aku mendatangi Rasulullah Saw. kembali dari sisi yang lain. Aku katakan, ‘Wahai Rasulullah, aku ingin berjihad bersamamu dalam rangka mencari ridha Allah dan kehidupan akhirat?’ Rasulullah Saw. menjawab, ‘Celakalah kau. Apakah ibu mu masih hidup?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Rasulullah Saw. bersabda ‘Kembalilah dan berbaktilah kepadanya.’ Lalu, aku mendatanginya dari sisi depan. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin berjihad bersamamu dalam rangka mencari ridha Allah dan kehidupan akhirat.’ Rasulullah Saw. menjawab, ‘Celakalah kau. Apakah ibumu masih hidup?’ Ia menjawab, ‘Ya, wahai Rasulullah.’ Rasulullah bersabda, ‘Celakalah kau. Tetaplah berada pada kedua kakinya dan disitulah terdapat surga.’ Abu Abdilah Ibnu Majah berkata, ini adalah jahimah bin Abbas bin Mardas as-Sulami yang mencerca nabi Saw. saat perang Hunain.”(HR. Ibnu Majah).
“Dari Abdullah bin Umar, ia berkata, ‘Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Saw. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku datang ingin berjihad bersamamu dalam rangka mencari ridha Allah Swt. dan kehidupan akhirat. Serta, sungguh aku telah datang dan kedua orang tu ku menangis.’ Rasulullah Saw. bersabda, ‘Kembalilah kepada keduanya, buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau membuat keduanya menangis.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
Seorang ibu menempati posisi yang sangat penting dalam pandangan islam. Hadits tersebut menegaskan bahwa derajat seorang ibu tiga kali lebih utama dibanding ayah. Hal itu dapat dimengerti karena ibu adalah orang yang merasakan beban penderitaan lebih besar dibanding ayah, terutama saat mengandung, melahirkan, dan menyusui.
Bahkan, dalam hadits tersebut, Rasulullah Saw. mengatakan bahwa surga berada dibawah telapak kaki ibu. Artinya, seseorang yang mengharapkan surga harus menunjukkan rasa hormat dan bakti kepada ibu atau kepada kedua orang tua.
Demikian mulia derajat Anda sebagai seorang perempuan, istri, sekaligus sebagi ibu. Oleh karena itu, pertahankanlah derajat tersebut dengan menjalankan kewajiban sebagai ibu yang harus merawat dan mendidik anak-anak dengan penuh kasih sayang. Kedudukan Anda sebagai seorang ibu sungguh merupakan anugerah Allah yang sangat besar. Sementara kelahiran anak merupakan amanah----yang apabila diterima dan dijaga dengan penuh kesabaran, maka Allah Swt. akan memberi pahala yang tiada terhingga. Jadilah seorang ibu teladan yang menginspirasi anak-anak dengan nilai-nilai kebaikan serta ketaatan.
Kita serng kali dibuat miris oleh berita mengenai kekejaman seorang ibu kepada buah hatinya. Terkadang, alasan mereka berlaku kejam tidaklah masuk akal. Hanya karena hal sepele, mereka----yang seharusnya bersifat penyayang----justru tega berbuat kejam kepada anak yang dilahirkan dengan segenap pengorbanan.
Hadits tersebut menjelaskan ketinggian derajat seorang ibu secara tegas dalam pandangan islam. Karena itu, sayangilah anak dan suami Anda dengan sebaik-baiknya. Sebab, hal itu dapat menjadi bukti bahwa Anda layak mendapat derajat yang tinggi sebagai seorang ibu.
Loading...