Silahkan Share - Tidak sembarang orang dapat menjadi seorang Nabi. Kita tahu bahwa Nabi adalah orang pilihan dengan amalan dan akhlak yang mulia. Mereka adalah orang dengan keimanan dan ketaqwaan yang luar biasa pada Allah SWT yang ditunjukkan secara lisan maupun perbuatannya.
Setiap kehidupan pasti akan ada ujian yang diberikan oleh Allah pada umat manusia. Terdapat sebagian orang yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan dakwah Islam dan ada sebagian orang juga yang menyalahgunakan dakwah Islam. Seperti halnya pada generasi awal dakwah dimana pembunuhan dan penyiksaan adalah suatu hal yang biasa. Bahkan, banyak di antara sahabat Rasulullah yang menganggap bahwa kematian sebagai mati syahid di jalan kebenaran Allah SWT.
Betapa mulianya Nabi dan para sahabat, meskipun beliau dibunuh dengan cara yang sangat keji tapi nama mereka selalu harum di antara manusia ataupun makhluk langit. Namanya tetap harum dalam sejarah sampai hari akhir.
Salah satu antara mereka yang menjemput kematian syahid dengan dimutilasi oleh nabi pembohong dan palsu, yakni Musailamah. Ia menyebarkan ayat-ayat palsu kepada kaum arab waktu itu.
Seperti yang di lansir dari kumpulan misteri: Kisah itu bermula ketika Al-Kadzdzab dan pasukannya dari Bani Hanifah pergi ke Madinah. Mereka ingin mengenalkan dan mempromosikan dirinya sebagai seorang nabi, meskipun ia bukanlah nabi. Ia tidak mau turun dari tunggangannya. Sementara rombongannya mengelilingi sudut-sudut Madinah untuk mencari pengikutnya. Namun, ia tidak mendapatkan pengikut, justru merekalah yang dinasihati. Akhirnya, banyak pengikutnya yang bertaubat pada Allah dan menjadi pengikut Rasulullah SAW.
Nabi palsu dan para pengikutnya yang sisa kembali ke Nedj dengan tangan hampa. Meskipun ada para pengikut Musailamah al Kadzab orang yang begitu mempercayai nabi palsu ini.
Tidak lama kemudian, rasulullah memilih salah seorang sahabatnya. Beliau memerintahkan sahabatnya ini untuk mendatangi Musailamah alias al-Kadzdzab dan mendakwahinya. Dengan gagah berani, sahabat mulia yang berasal dari keluarga terhormat ini mendatangi tempat Musailaimah.
Setelah sampai dan bertemu dengan Musailamah, ia pun diberikan pertanyaan oleh Musailamah, apakah sahabat Nabi itu percaya bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Tanpa keraguan sedikit pun, ia menjawab bahwa ia percaya jika Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Nabi palsu itu memberikan pertanyaan lagi padanya, apakah ia percaya bahwa Musailamah adalah utusan Allah.
Dengan menunjukkan pengingkaran karena keimanan di dalam hatinya, laki-laki gagah ini menjawab bahwa ia tidak mendengar perkataan Musailamah.
Atas jawaban sahabat Nabi ini, Musailamah sangat marah. Ia mengulang kembali pertanyaan yang sama pada laki-laki itu, namun ia menjawabnya dengan jawaban serupa dan semakin tegas. Kemarahan yang amat sangat pada laki-laki itu membuat Musailamah memotong anggota badannya satu per satu sampai meninggal.
Sahabat yang mulia ini adalah salah satu putra dari Ummu Umarah dan Zaid bin ‘Ashim. Namanya adalah Habib bin Zaid yang merupakan saudara ‘Abdullah. Meskipun kematiannya tidak wajar dan terlihat keji, tapi ia tetap mati dalam keadaan syahid karena ia tidak gentar mengucapkan keimanannya pada Allah meskipun nyawanya berada dalam bahaya.
Berdasarkan kisah Musailamah al kadzab (pembohong) ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa keimanan haruslah tetap ada di dalam jiwa kita hingga akhir hayat. Jangan pernah mengganti atau menukar agamamu dengan lain hal karena Allah akan memberikan balasannya.
Loading...