Seorang ibu rumah tangga harus menjalani proses persalinan di trotoar jalan dengan hanya dibantu oleh sang suami. Tak sedikit pengguna jalan yang menyaksikan peristiwa langka tersebut.
Hal itu terjadi di Malang, wanita yang diketahui bernama Kunti Setiolestari harus berjuang hidup dan mati demi melahirkan sang buah hati di trotoar jalan.
Seketika itu proses persalinan yang dianggap tak mungkin terjadi ini menjadi viral di media sosial facebook. Seorang netizen dengan akun Poponk Uye memposting di group Komunitas peduli Malang (ASLI Malang) pada pukul 17.54 WIB, Selasa (13/9/2016).
“Mohon bantuan doanya dulur, agar ibu dan bayi ini selamat dari perjuangan melawan maut, meski pada akhirnya bayi ini terlahir di tepi jalan tepat pada Selasa, 13-09-2016 pukul 14.57 WIB dengan bayi yang terlilit tali pusar,” tulis Poponk Uye di akun Facebooknya.
Poponk menceritakan suami Kunti terlihat memberikan pertolongan dengan sepenuh hati, meski dalam kondisi panik. Apalagi tali pusar melilit di leher bayi.
“Perlahan-lahan ayah bayi ini berhasil mengurai tali pusar yang melilit leher bayinya dengan dibantu oleh salah satu warga,” tambahnya.
Poponk menceritakan, perjuangan penuh empati itu. Sekitar pukul 14.30 WIB, kata dia, pasangan suami istri itu berjalan dari arah Kedung Kandang, Kota Malang. Kunti yang merasakan hendak lahiran semula akan dibawa ke rumah sakit ibu dan anak yang berjarak sekitar antara 50-100 meter dari lokasi melahirkan tersebut.
Namun, kata Poponk, tiba-tiba laju sepeda motor suami Kunti berhenti di sekitar SMK-PU Malang Jalan Simpang LA Sucipto. Mungkin saat itu, Kunti sudah tak bisa menahan lagi.
“Saya kira ada apa? Ternyata seorang ibu tengah berjuang melahirkan bayinya, kemudian beberapa warga berdatangan berusaha untuk menolong,” katanya yang saat itu kebetulan melintas.
Karena keterbatasan pengalaman, warga dalam situasi panik berusaha mencari ambulans. Salah satu warga berlari ke rumah sakit yang hendak dituju pasien untuk meminta bantuan ambulans dan petugas kesehatan.
“Selang enggak lama pukul 14.40 WIB, ambulans datang tapi tidak dengan petugas kesehatan. Akhirnya lahirlah si bayi tersebut tepat pukul 14.57 WIB, warga tambah bingung bagaimana menolongnya,” tulisnya.
Situasi dramatis dan penuh kepanikan. Beberapa warga berteriak mencari-cari bidan atau dokter ke rumah sakit tersebut. Namun petugas kesehatan tak kunjung datang, dengan spontanitas warga berusaha membantu di bapak, agar bayi dan ibunya cepat tertolong. Ambulans datang kemudian membawa ibu dan bayi ke rumah sakit terdekat.
Terdengar ucapan beberapa warga yang menyayangkan sikap pelayanan kesehatan di Kota Malang. Sementara itu beragam komentar diungkapkan di postingan tersebut. Baik dalam bentuk doa maupun hujatan kepada petugas kesehatan. merdeka.com
Loading...