MENGENAL DAN CARA MENGHINDARI TUYUL

Ciri-ciri Tuyul
Tuyul adalah makluk gaib bertubuh kerdil/pendek kira-kira 16 inchi, kulit hitam legam dan licin, kepalanya botak ada tanduk tepat di ubun-ubun dan berekor. Tuyul Bibir Vertikal adalah jenis tuyul yang paling banyak dipelihara orang.

Matanya memancarkan sinar merah atau kebiru-biruan. Yang bermata merah adalah tuyul betina. Yang bermata sinar biru biasanya yang jantan. Memelihara ada yang sepasang karena ia bisa beranak pinak.tuyul tidak bisa mati sebelum kiamat. namun bisa raib jika pemilik tidak mampu meyenangkanya

Yang disukai tuyul
Tuyul menyukai kecebong, ular, bumbung, kembang setaman, darah ayam cemani, minyak jafaron, kemenyan, telur ayam busuk/wukang, menyusu pada si pemilik,

Pemilik tuyul harus menyediakan sesajen itu setiap malam jumat kliwon atau


selasa Kliwon seperti binatang-binatang lain yang di sukai tuyul seperti lintah, kucing hitam, ulat bulu, kalajengking, dan burung hantu. semakin si pemilik mampu meyenangkan tuyul piaraanya, tuyul semakin betah di tempatnya..


Yang dibenci Tuyul
Tuyul membenci tempat terang, tempat beribadah, orang bersolek berlebihan, orang jujur dan berperilaku baik.

Kerjanya tuyul
Tuyul sepanjang siang beroprasi mencari uang, Tuyul hanya bisa mengenali satu lembar uang saja, sesuai yang di kenalkan, misalnya dikenalkan uang lembaran 100 ribuan, maka tuyul hanya akan mengambil uang Rp. 100.000, dan ia hanya akan mengambil selembar dan berpindah ke rumah lain.Tempat paling mudah tuyul ditemukan sering beroperasi, misalnya di pasar tradisional. Saat beroperasi si majikan duduk menunggu di suatu tempat, sedang si tuyul bekerja mencuri uang dan pada saat menjelang adzan magrib mereka akan kembali pulang.

Memelihara Tuyul
Memelihara tuyul harus dengan perjanjian ghaib penyerahan tumbal dan pemilik nantinya setelah meninggal menjadi kerabat tuyul.

Mencari tuyul ada yang melalui ritual dan sesaji khusus ada pula yang hanya cukup membeli tuyul pada orang pintar. Saat selamatan di awal proses memiliki tuyul itulah terjadi perjanjian gaib siapa orang yang akan di jadikan tumbal bisa diri sendiri, istri, atau anak anaknya. Perjanjian itu harus berjangka waktu, misal kalau sudah punya rumah, sawah, toko, mobil,dll, maka calon tumbal harus rela mati menjadi kerabat tuyul.

Tuyul ini di anggap seolah - olah seperti anaknya sendiri oleh pemiliknya, tidur bersama, menyusu perempuan pemilik entah itu si ibu atau anak gadis dengan di sadari atau tampa di sadari oleh mereka.

Kadang ada beberapa kasus jika si majikan pemilik tuyul memiliki anak gadis maka tidak jarang si anak gadis terebut tidak laku-laku atau susah mendapatkan jodoh. Hal ini karena aura tuyul memperburuk aura positif dari anak gadis tersbut, Aura negatif yang ditimbulkan oleh tuyul tersebut terjadi karena seringnya tuyul ini dekat atau bersentuhan dengan gadis. Disisi lain, kadang si tuyul ini tidak rela jika anak gadis yang tiap malam menemaninya tidur dimiliki orang lain.

Bila Tuyul tersebut disakiti, maka pemelihara tuyul juga akan merasakan kesakitan yang hebat.

Biasanya tuyul sering diajak-ajak jalan-jalan oleh majikannya pada sore hari sebelum magrib menjelang, seperti layaknya hewan, tuyul ini diikat dan di ajak berkeliling oleh majikanya.

Ciri-ciri pemelihara tuyul
Pemilik tuyul sulit bergaul dalam msyarakat, jika sedang berjalan tanganya selalu di belakang seperti orang sedang mengendong anak, itulah dia menggendong tuyul tapi tidak kelihatan. ada kolam di pekarangan karena tuyul suka mandi di kolam,

Untuk mengetahui benarkah seseorang memelihara tuyul, caranya: bawalah ayam melintas di sekitar pekarangan rumah pada malam hari, jika ayam yang sedang kita bawa berbunyi, maka hampir di pastikan memelihara tuyul,

Cara Menangkap Tuyul
Proses penangkapan hendaknya disaksikan masyarakat agar melalui musyawarah dan tidak terjadi fitnah. Adapun cara menangap tuyul sebagai berikut: Sediakan seekor yuyu (kepiting darat), dlingu bengle secukupnya (salah satu bahan jamu). Bawang putih jantan dan Jahe secukupnya, bunga mawar atau melati.

Pada malam Selasa kliwon atau Jum’at Kliwon datangi orang yang dicurigai memiliki tuyul. Kepiting dan bunga diikat tali. Sementara jahe, bawang putih dan dlingu bengle dikunyah sampai halus kemudian semprotkan dengan mulut di depan masuk rumah. Pegang pucuk tali yang mengikat kepiting dan bunga, goyangkan perlahan dan mohon bantuan kepada Allah agar proses menangkap tuyul ini berhasil. Maka tuyulnya akan datang tunduk dan patuh mengikuti perintah Anda.

Penjelasan paranormal Ki Gendeng Pamungkas.
Tuyul itu adalah mahluk-mahluk korban aborsi. Janin-janin yang sudah berusia sekira 7 bulan dan diaborsi ibunya. Bentuknya kecil-kecil, paling besar ukurannya 20 cm, botak dan ingusan. Mereka ditangkap juru kunci tuyul saat berkeliaran mencari ibunya. Untuk dijual kepada orang-orang yang mau kaya tanpa usaha. Harga Tuyul saat ini berkisar 5 sampai 10 jutaan.

Cara kerjanya malam-malam dan sebenarnya yang penciumannya tajam itu bukan tuyulnya tapi yang memelihara. Sebelum si tuyul disuruh mencuri, si pemelihara ini mengamati calon korban. Setelah itu baru tuyulnya yang disuruh menggasak uangnya. Tuyul itu kan mahluk bodoh dan mirip seperti anak-anak kecil sifatnya.

Biasanya, yang bisa memelihara tuyul hanya wanita. Laki-laki tidak bisa. Kan kalau malam tuyul ini pasti minta nyusu, biasanya jam 21.00 WIB dan kalau pagi jam 04.00 WIB sampai jam 05.00 WIB. Di luar jam itu tuyul itu tidak bisa menyusu. Selain itu, memang itu aturan memelihara tuyul. Tuyul suka semua makanan, tapi makanan pokoknya ya susu kayak anak bayi itu loh.

Kalau makan malam itu selalu disisakan untuk tuyulnya, si pemelihara ini juga tidak boleh cuci tangan setelah makan karena untuk memegang tuyul saat menyusui nanti. Makanya Jangan pernah menyisakan makanan di piring, atau membiarkan makanan terbuka, karena akan mengundang tuyul. Tuyul ini kan bodoh dan suka nyasar, apalagi kalau lagi ngambek sama majikan.

Biasanya, pemelihara tuyul jalan-jalan keliling kampung seminggu sekali sambil tangannya diletakkan di belakang punggung, seolah-olah sedang menggendong sesuatu. Yang digendong ya tuyulnya itu. Kan seminggu sekali tuyulnya minta diajak jalan-jalan.

Paling lama si pemelihara ini memelihara tuyul selama 10 tahun, setiap 10 tahun harus ganti tuyul baru. Kekayaan pemelihara tuyul juga tidak langsung naik saat itu, tunggu sekira 10 sampai 15 tahun baru terlihat kekayaannya. Kekayaan hasil dari memelihara tuyul juga tidak akan habis sampai pemelihara meninggal.

Cara menghindari Tuyul
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami minta pertolongan (isti’anah)” (QS. Al-Fatihah : 5).

Jadikan rumah sebagian tempat shalat sunnah, merutinkan membaca Al-Qur'an, merutinkan berdzikir setelah shalat dan akan tidur dengan membaca Ayat kursi, QS : Al-Ikhlas, Al-Falak dan An-Nas.

“Katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai shubuh, dari kejahatan makhluk-Nya” (QS. Al-Falaq : 1-2).

Kisah Tuyul zaman Nabi Muhammad SAW
Sebagaimana pengalaman Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ketika beliau ditugasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga zakat ramadhan. Malam harinya datang seorang pencuri dan mengambil makanan. Dia langsung ditangkap oleh Abu Hurairah. “Akan aku laporkan kamu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Orang inipun memelas. Minta dilepaskan karena dia sangat membutuhkan dan punya tanggungan keluarga. Dilepaslah pencuri ini. Siang harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Hurairah tentang kejadian semalam. Setelah diberi laporan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia dusta, dia akan kembali lagi.” Benar, di malam kedua dia datang lagi. Ditangkap Abu Hurairah, dan memelas, kemudian beliau lepas. Malam ketiga dia datang lagi. Kali ini tidak ada ampun. Orang inipun minta dilepaskan. “Lepaskan aku, nanti aku ajari bacaan yang bermanfaat untukmu.” Kemudian dia mengajarkan bacaan ayat kursi sebelum tidur. Di pagi harinya, kejadian ini dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. kemudian beliau bersabda: “Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.” (HR. Bukhari 2311)

“Jin terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan bagi manusia untuk melihatnya…” (Fathul Bari, 4:489). Sumber
Loading...

    Loading...