Secara adat, setiap manusia dilahirkan sekali dan akan mati sekali. Adatnya juga, manusia dilahirkan dengan sebab perkawinan antara ayah dan ibunya.
Adat itu Allah yang ciptakan, untuk kemudahan manusia. Jadi, bila manusia ingin punya anak, ya kawin. Demikian juga hidup yang ada perlu dimanfaatkan betul-betul untuk mempersiapkan kehidupan setelah kematian karena mati bisa terjadi kapan saja dan setelah mati adatnya manusia tidak bisa hidup lagi.
Untuk menunjukkan bahwa adat dan sebab itu Allah yang ciptakan maka Allah buat beberapa kejadian yang menyalahi adat. Ada satu-dua kejadian yang berlaku secara khawariqul adah, ajaib, ngak masuk akal, ngak bisa dinalar, ngak ikut adat.
Contohnya: NAbi Adam Allah cipta dari tanah, tanpa ada ibu dan bapa. Siti Hawa dicipta dari rusuk Nabi Adam, ada bapa tanpa ibu. Nabi Isa dilahirkan oleh Siti Maryam, ada ibu tanpa ayah.
itu semua adalah peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa Allah yang Maha Berkuasa mencipakan sebab-sebab bukan sebab yang menciptakan. Jadi, kita perlu yakin bahwa sebab-sebab yang kita usahakan itu Allah yang berkuasa. Kita mengusahakan sebab karena kita hamba yang disuruh berusaha. Jadi kalau kita mendapat kesuksesan dan kejayaan kita tidak akan takabur, karena kesuksesan dan kejayaan itu Allah yang menciptakan.
Kembali ke soal adatnya mati itu hanya sekali. Kenapa adat, karena pengalaman kita melihat setiap orang yang mati kemudian dikubur ngak bisa hidup lagi. Tapi sebenrnya tidak demikian. Ada beberapa peristiwa yang Allah buat untuk menjadi pengajaran kepada kita bahwa Allah berkuasa menghidupkan dan mematikan sesuka Allah. Allah Maha Berkehendak.
Dalam kitab Tanbihul Ghafilin (Peringatan Bagi Yang Lupa) disebutkan sebuah kisah Sam Bin Nuh yang hidup dua kali.
Kitab Tanbihul Ghafilin |
Diriwayatkan
bahwa Nabi Isa A.S. telah menghidupkan orang yang mati dengan izin
Allah S.W.T. Orang-orang kafir telah berkata: "Wahai Isa, sesungguhnya
kamu telah menghidupkan orang yang baru mati, mungkin mereka yang kamu
hidupkan itu belum betul-betul mati. Kalau kamu orang yang benar maka
coba kamu hidupkan orang yang mati pada zaman pertama dahulu supaya
dapat kami lihat."
Nabi Isa berkata: "Katakanlah orang yang hendak kamu lihat?" Orang-orang kafir berkata: "Hidupkanlah Sam bin Nuh supaya kami dapat lihat kebenaranmu."
Nabi Isa A.S. pun pergi ke kubur Sam bin Nuh lalu mengerjakan solat 2 rakaat dan berdoa kepada Allah. Maka dengan izin Allah S.W.T. maka hiduplah Sam bin Nuh.
Setelah Sam bin Nuh dihidupkan, Nabi Isa melihat rambut dan janggutnya sudah putih, lalu Nabi Isa A.S. berkata: "Wahai Sam kenapa rambut kamu putih beruban padahal rambut kamu tidak begini sebelumnya?"
Sam bin Nuh berkata: "Aku telah mendengar panggilan kamu, aku sangka Kiamat telah tiba maka rambut dan janggutku menjadi putih beruban sebab takutnya hari Kiamat."
Nabi Isa A.S. berkata: "Sudah berapa lama kamu meninggal?"
Sam bin Nuh berkata: "Aku telah meninggal sejak 4000 tahun, tetapi sampai sekarang belum lagi hilang sakitnya sakaratul maut dan cukup pedih."
Nabi Isa berkata: "Katakanlah orang yang hendak kamu lihat?" Orang-orang kafir berkata: "Hidupkanlah Sam bin Nuh supaya kami dapat lihat kebenaranmu."
Nabi Isa A.S. pun pergi ke kubur Sam bin Nuh lalu mengerjakan solat 2 rakaat dan berdoa kepada Allah. Maka dengan izin Allah S.W.T. maka hiduplah Sam bin Nuh.
Setelah Sam bin Nuh dihidupkan, Nabi Isa melihat rambut dan janggutnya sudah putih, lalu Nabi Isa A.S. berkata: "Wahai Sam kenapa rambut kamu putih beruban padahal rambut kamu tidak begini sebelumnya?"
Sam bin Nuh berkata: "Aku telah mendengar panggilan kamu, aku sangka Kiamat telah tiba maka rambut dan janggutku menjadi putih beruban sebab takutnya hari Kiamat."
Nabi Isa A.S. berkata: "Sudah berapa lama kamu meninggal?"
Sam bin Nuh berkata: "Aku telah meninggal sejak 4000 tahun, tetapi sampai sekarang belum lagi hilang sakitnya sakaratul maut dan cukup pedih."
Demikianlah Nabi Muhammad saw telah menceritakan kepada kita kisah Nabi Isa as tersebut. Dalam kisah Nabi Muhammad saw yang merupakan Sayidul Annbiya wal Mursalin, pemimpin seluruh Nabi dan Rasul tentu memiliki juga mukjizat ini. Umar bin Sawad mengatakan bahwa Imam
Syafi’i berkata kepadanya, “Apa yang Allah berikan kepada para nabi maka
hal itu pun diberikan kepada NabiMuhammad saw.
Kitab Jami Karamatul Aulia |
Dalam kitab "Jami Karamatul Auliya", disebutkan:
Dalam kitab Al-'Ulum al-Fakhirah fi al-Nazhri fi Umur al-Akhirab, Sayyid `Abdurrahman bin Muhammad al Tsa`labi al-Ja`fari al-Maghribi, yang dimakamkan di Aijazair, mengemukakan riwayat Anas r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw berkata kepada Fari'ah, "Sesungguhnya anak laki-lakimu, Ibrahim, telah mati." Fari'ah lalu berkata, "Sungguhkah,ya Rasululullah?" Rasul menjawab, "Ya." Fari'ah lalu berdoa, "Segala puji bagi Allah. Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku berhijrah kepadaMu dan kepada Nabi-Mu dengan harapan agar Engkau menolongku dalam setiap kesulitan. Oleh karena itu, jangan Engkau timpakan musibah ini atasku." Rasulullah membuka penutup wajah anak Fari'ah, kemudian anak itu hidup kembali dan makan bersama kami.
Hikayat ini juga dituturkan oleh Ibnu Qattan dan `Iyadh dari Anas r.a. dengan redaksi, `Ada seorang pemuda dari golongan Anshar meninggal dunia. Ia mempunyai seorang ibu yang lemah dan buta. Kami mengafani jenazahnya dan menghibur hati ibunya agar sabar. Kemudian ibunya bertanya, `Benarkah putraku telah mati?' Kami menjawab, `Ya.' Ibunya lalu berdoa, `Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku benar-benar berhijrah kepada-Mu dan kepada Nabi-Mu.' Kisah selanjutnya sama dengan hadis di atas. Riwayat lain dan Ibnu Qattan menceritakan bahwa ketika itu, Allah Swt. menghidupkan anaknya, lalu anak itu makan di hadapan Rasululahh Saw.
Kisah tersebut juga saya kemukakan dalam bab IV kitab Hujjatullah 'ala al-Alamin. Anas r.a. berkata, "Ketika kami sedang berada di beranda masjid di hadapan Rasulullah Saw, datanglah seorang perempuan tua dan buta yang ikut hijrah membawa putranya yang telah baligh. Tak lama kemudian, putranya terkena penyakit yang scdang mewabah di Madinah. Anak itu sakit beberapa hari, kemudian meninggal dunia. Nabi Muhammad Saw. menutupkan mata anak itu dan memerintahkan kami untuk mempersiapkan pemakamannya. Ketika kami akan memandikannya, Rasulullah Saw berkata, Anas, panggillah ibunya dan beritahukan kabar ini kepadanya.' Aku memberitahu ibunya, ia datang lalu duduk di depan kedua kaki anaknya. Ia memegang kedua kaki anaknya, dan bertanya, 'Benarkah anakku mati?' Kami menjawab, 'Ya.' Ibu itu berdoa, 'Ya Allah, Engkau tahu aku benar-benar telah menyerahkan diri kepada-Mu dengan sukarela, meninggalkan berhala-berhala dengan sungguh-sungguh, dan berhijrah kepada-Mu karena rasa cinta.Ya Allah, janganlah Engkau masukkan aku ke dalam golongan penyembah berhala, dan janganlah Engkau timpakan musibah yang tidak mampu aku pikul.' Demi Allah, belum sempat ibu itu menyelesaikan doanya, kedua kaki anaknya bergerak-gerak dan menyibakkan pakaian yang menutupi wajahnya. Kemudian anak itu makan bersama kami dan Rasulullah Saw. Anak itu hidup kembali sampai Nabi Saw dan ibunya wafat." (HR Ibnu 'Adiy, Ibnu Abi Dunya, Al-Baihagi, dan Abu Na'im)
Sebagai tambahan, dalam kitab Dala'ilun Nubuwwah karya Imam Bayhaqi, dari buku berjudul "Benarkah Nabi Muhammad & Umatnya Lebih Istimewa" hal32, By Al-Imam Al Hafidz Ahmad bin Muhammad Al Qasthalani, Dikisahkan sebuah kisah seorang lelaki yang berkata kepada Nabi Muhammad saw "Saya tidak akan beriman kepadamu sehingga kamu mampu menghidupkan putriku untukku." Dalam kisah itu disebutkan bahwa Nabi mendatangi kuburannya lalu berkata, "Wahai fulanah." Lalu anak itu berkata, "Aku sambut panggilanmu dan dengan setia menerima perintahmu serta semoga kebahagiaan senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah saw
Dan......Nabi Muhammad saw ini sangat istimewa. Karena jangankan orang mati (yang dulunya pernah hidup) dapat dihidupkan semula, benda mati pun dapat dihidupkan.
Jabar bin Samurah meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Aku bisa mengenal batu-batu yang biasa mengucapkan salam kepadaku, bahkan ketika aku belum menjadi Rasul. Bahkan sekarangpun aku bisa mengenalinya.” (Hadits riwayat Muslim dalam Kitab Shohih Muslim (1782)
Ali bin Abu Thalib meriwayatkan, "Saya sedang bersama nabi saw di Mekkah. Setiap gunung dan pohon yang dilewatinya mengucapkan, 'As-Salaamu 'alayka yaa rasulallah' (Semoga keselamatan selalu menyertaimu, wahai rasulallah),'" (Hadits Muslim dalam Misykat).
Ikrimah bin Abu Jahal ra. Dia berkata, "Jika kamu memang benar seorang nabi, maka panggilah batu yang ada diseberang itu agar berenang dan tidak tenggelam." Lalu nabi mengisyaratkan tangannya dan batu itu pun terlepas dari tempatnya dan mengapung di atas air hingga sampai kepada nabi saw. Begitu menyaksikan itu Ikrimah bersaksi atas kerasulannya, nabi berkata kepadanya, "Ini cukup bagimu." Ikrimah berkata, "Batu itu kembali lagi hingga tempatnya semula."
silahkan bagikan ke sahabat muslim lainnya
Loading...