Pahlawan tanpa tanda jasa. Kalimat ini sangat layak disematkan kepada Abdul Mallik, seorang guru yang berangkat menuju sekolah tempatnya mengajar dengan cara berenang di sungai.
Abdul Mallik, 40, adalah seorang guru sekolah dasar di desa Malappuram, distrik Kerala, India. Setiap hari dia harus menyeberangi sungai setinggi leher untuk bisa menjumpai murid-muridnya dan ini sudah dilakukan selama 20 tahun terakhir.
Kenapa Mallik mau melakukan itu? Karena hanya berenang cara tercepat untuk sampai di sekolah.
“Jika saya berangkat dengan bus, butuh tiga jam untuk menempuh jarak 12 kilometer dan tiba di sekolah ,” katanya di NDTV, (05/09/2013) yang lalu.
“Tapi dengan berenang di sungai, itu lebih mudah, cepat dan saya tiba di sekolah tidak terlambat,” ujarnya.
Begitu tiba di sungai, ayah empat anak tersebut harus membuka pakaiannya, membungkusnya dalam sebuah kantong plastik bersama bekal untuk makan siang dan sepatu. Sebuah ban dalam dipakaikan ke dada, menjaga agar tubuhnya tetap mengambang di air.
Diapun mulai mengarungi sungai berlumpur. Mallik harus menjaga tangan yang memegang kantong tetap ke atas agar barang perlengkapannya tidak basah. Sementara tangan yang lain mengayuh dan menjaga keseimbangan badan.
Ini dilakukannya setiap hari.
Butuh waktu 15 menit sebelum akhirnya Mallik tiba di ujung sungai. Dia segera memakai baju kering lalu melanjutkan dengan mendaki jalan yang menanjak selama 10 menit.
“Ini semua demi murid-murid saya,” katanya.
Saat ditanya soal kompensasi yang diterimanya, dengan mantap Mallik mengatakan balasan itu ada dimana-mana.
Diapun sangat mencintai lingkungan terutama sungai Kadalundi yang setiap hari dilaluinya. Abdul Mallik sering mengajak murid-muridnya untuk berenang, berkubang dengan lumpur, dengan harapan agar mereka kelak menyadari pentingnya menyelamatkan sungai.
Seorang murid berusia tujuh tahun ditanya apa cita-citanya. Jahangir, dengan senyum malu-malu menjawab, “Saya ingin seperti guru Mallik.”
Dan inilah dia, sang guru akhirnya tiba di sekolah yang sangat dicintainya, Abdul Razack Master Memorial Block (AMLP) School di Padinjattumuri. Dia melamar ke sekolah itu pada tahun 1992.
Beberapa muridnya ada yang mengenakan jilbab, menyambut dengan riang gembira. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti pelajaran matematika yang diajarkannya.
Loading...