Buah semangka yang memiliki bahasa latin citrullus lanatus adalah buah dari tumbuhan merambat yang berasal dari Afrika Selatan. Buah semangka sangat mudah ditemui baik di pasar tradisional ataupun supermarket. Buah yang memiliki rasa manis dan mempunyai kandungan air yang banyak ini sangat nikmat bila dimakan saat cuaca panas dan saat kehausan.
Ukuran besar tidak selalu lebih baik.
Namun ada yang perlu diperhatikan ketika memilih semangka untuk dikonsumsi, ada sebagian petani yang telah menggunakan pupuk yang mengandung bahan kimia yang disebut forchlorfenuron. Pupuk tersebut berfungsi untuk memperbesar ukuran semangka hingga 20% dengan masa panen yang relatif lebih cepat, yang akhirnya mengarah pada keuntungan yang lebih besar. Setidaknya itulah tujuan akhir perusahaan pembuat pupuk.
Ciri dari semangka yang diberi pupuk ini bisa dilihat dari ukurannya yang lebih besar dan memiliki warna biji yang putih tak berisi. Semangka berukuran besar memang tidak mutlak akibat penggunaan pupuk tersebut, namun biji putih yang tak berisi pada semangka yang sudah matang memang akibat dari efek pupuk tersebut. Semangka dengan pupuk tanpa forchlorfenuron akan memiliki biji berwarna hitam atau kecoklatan dan berisi.
Ciri lain dari semangka yang diberi pupuk kimia forchlorfenuron ini biasanya memiliki rongga kosong berupa retakan di bagian inti buah. Hal ini akibat adanya proses pembesaran buah yang lebih agresif dalam waktu yang relatif lebih cepat. Semakin banyak forchlorfenuron digunakan dalam pemupukan, rongga ini kemungkinan akan akan semakin terlihat karena adanya pembentukan gas di dalam buah yang memerlukan ruang.
Berbahayakah?
Environmental Protection Agency (EPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa forchlorfenuron bersifat sitotoksik dan dapat menyebabkan masalah pada kulit, dan toksisitas pernafasan jika tertelan, begitu pula pada buah hasil pemupukan yang dikonsumsi. Meskipun tidak menyebabkan kanker, forchlorfenuron mengandung racun yang dapat menyebabkan masalah yang lebih besar termasuk peningkatan lesi mortalitas dan masalah pada perut janin.
Selain kerusakan toksin, bahan kimia dalam pupuk bisa menyebar ke lingkungan yang menyebabkan efek merusak pada kesehatan kita yang berasal dari pencemaran kimia pada tumbuhan dan hewan ternak.
Wanita hamil sangat dianjurkan untuk tidak mengonsumsi buah maupun sayur hasil pemupukan menggunakan forchlorfenuron ini. Resiko kelainan pada fungsi pencernaan janin sangat besar.
Yang terbaik adalah, kembalilah pada produk pertanian dengan proses yang alami. Buah organik jauh lebih menyehatkan. Banyak yang belum tahu, mari berbagi info ini. sumber
Jalan lewatkan info kesehatan lainnya di tautan ini
Loading...