Hidayah memang mutlak milik Allah. Namun sebagai manusia, kita harus berupaya untuk menjemputnya. Tidak duduk tinggal diam sembari menyalahkan keadaan. Hal itu pula yang dilakukan oleh artis yang juga presenter acara variety show, Rina Nose.
Rina yang terkenal dengan humor segarnya dan pandai menyanyi itu mencurahkan proses hijabnya kepada sebuah stasiun televisi swasta nasional. Ia mulai menjalankan kewajiban berhijab sebagai seorang muslimah 11 September 2016 lalu, berikut kisah lengkapnya:
***
Mulainya itu tanggal 11 September kemarin, mulai pertama. Tapi kalau rencana persiapannya sih sebulan sebelumnya. Karena kerjaan aku kan menyangkut banyak orang, jadi mulai dari acara bajunya, acaranya. Takutnya pas udah disusun jadwalnya takutnya mereka kaget (aku berhijab). Aku kasih tahu jauh-jauh hari sebelumnya. Ini sempat dua kali pengunduran (untuk berhijab) karena harus menyesuaikan ke orang di sekelilingku dulu.
Jadi, aku bilang pokoknya pas tanggal segini aku akan pakai (hijab). Dan akhirnya sekarang sudah
Sebetulnya keinginan ini sudah datang dua atau tiga tahun lalu. Bahkan semenjak kuliah ada keinginan, tiba-tiba ada (keinginan), tiba-tiba nggak ada lagi. Jadi kalau ngomong soal hidayah, hidayah itu datang berkali-kali kepadaku. Aku dengan arogannya menolak hidayah itu. Kembali ke diri sendiri. Sebetulnya aku sudah dipilih untuk mendapatkan hidayah tapi aku menolak itu. Aku mencari banyak pertanyaan-pertanyaan itu. Kenapa harus pakai hijab? Kenapa perempuan diwajibkan untuk berhijab? Aku cari-cari tahu, aku lihat-lihat video ceramah terutama dari Doktor Zakir Naik. Terus dari buku-buku filsafatnya aku baca bahkan dari buku sejarah Tuhan. Wah, itu menarik sekali semua. Jadi yang aku pelajari tentang Islamnya, bukan tentang hijabnya dulu.
Sukses Karir Tapi Terasa Hampa
Yang paling utama itu setelah aku pulang kerja, capek banget. Sampai di rumah aku mikir seseuatu, sebenarnya yang kukejar apa sih? Mau duit? Mau ganti mobil baru? Pengin punya rumah baru? Pengin punya ini itu, terus buat apa? Ya udah akhirnya aku mencari tahu apa tujuan Allah menciptakan manusia di dunia ini. Kenapa kalau memang Tuhan menciptakan manusia untuk beribadah? Kenapa diciptakan perasaan iri dan dengki? Kenapa diciptakan rasa marah seperti ini? Kok nyusahin sih?
Perasaan itu semua berkecamuk. Akhirnya aku cari tahu semua. Makanya aku baca buku-buku agama dan filsafat. Akhirnya aku menemukan jawaban bahwa memang kita dilahirkan nggak lain untuk beribadah sama Allah.
Bersyukur Terpilih Meski Ada Ketakutan
Berhijab termasuk ketakutan awalnya. Mau pakai hijab tapi Jakarta panas. Kembali aku berpikir, kalau berpikiran seperti itu terus nggak akan pakai-pakai hijab. Ntar ada aja lagi alasannya. Setelah pakai, terutama hati dulu, setelah ikhlas dan menjalaninya dengan hati, ternyata nggak gimana-gimana (ketakutan sebelumnya). Panas ya tapi ya sudah biasa aja gitu. Perasaan nggak ada apa-apa gitu, ntar kalau wudhu ribet lagi, eh nggak, udah jalan biasa saja begitu.
Aku bersyukur, karena aku merasa menjadi orang yang dipilih (Allah). Baik banget lho Allah. Aku berpikir, oh ya ya, kemarin kemana aja?. Kalau pertolongan Allah datang tidak akan ada yang bisa menghalangi. Ya mungkin ini salah satu pertolongan Allah.
Loading...