Ratusan Muslim Italia melaksanakan salat di luar gedung Colosseum, Roma. Aksi tersebut dilakukan untuk memprotes penutupan lima masjid darurat oleh otoritas Negeri Pizza. Penutupan tersebut dinilai sebagai pembatasan hak untuk beribadah.
Muslim Italia curiga otoritas tengah terbawa iklim ketidakpercayaan yang disebabkan serangkaian serangan teror oleh kelompok militan di seantero Eropa dalam satu tahun terakhir. Mereka menilai penutupan tempat ibadah bukanlah solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kami merasa orang-orang tengah menudingkan jarinya ke arah kami. Tidak ada keinginan secara politik untuk menyadari keberadaan dan mengakui bahwa kami adalah komunitas yang penuh damai. Kami dipaksa membayar sewa untuk beribadah,” tutur koordinator aksi tersebut Fransesco Tieri, seperti dimuat Channel News Asia, Sabtu (22/10/2016).
Tieri yang seorang mualaf adalah bagian dari 800 ribu Muslim Italia yang hidup secara legal di Italia menurut data resmi. Otoritas memperkirakan lebih dari 100 ribu Muslim lainnya tinggal secara permanen di Italia tanpa dokumen legal.
Angka tersebut menjadikan Islam sebagai agama kedua dengan penganut terbanyak di Italia setelah Katolik Roma. Sayangnya, Islam belum diakui sebagai agama resmi di Italia, seperti halnya Yahudi dan Mormon. Sebagian dari umat Islam juga merasakan diskriminasi berbau ras dan agama di Italia. (SN/SS)
Loading...