Warga Wonotirto Kabupaten Kebumen Jawa Tengah geger. Mereka hampir tiap malam mendengar suara tangisan bayi yang bersumber dari dalam kuburan di dekat lokasi penambangan pasir di Wonotirto.
Kegemparan itu pun ramai dibicarakan di media sosial. Agar tidak terjadi keresahan di masyarakat, Kapolres Kebumen AKBP Alpen ambil tindakan dan memastikan apa yang sebenarnya terjadi..
Kehebohan netizen itu terangkum dalam komentar-komentar di grup facebook Suara Rakyat Kebumen. Polres Kebumen gerak cepat mencari informasi apa sebab kehebohan itu. Ternyata ada informasi penemuan tulang belulang manusia oleh penambang pasir di desa Wonotirto, Karanggayam Kabupaten Kebumen.
Dalam akun Facebook bernama Razitoo Chacung, yang mengaku sebagai warga Wonotirto mengatakan bahwa aktifitas penambangan pasir di daerahnya Kali Cacaban telah menemukan kerangka manusia.
Kapolres Kebumen AKBP Alpen melalui Kasat Reskrim Polres Kebumen AKP Kholiq Salis Hermawan langsung menghubungi Kepala Desa Wonotirto Karanggayam dan mengakui membenarkan bahwa ada penambang pasir desa setempat bernama Anton (32) dan Supardi (32) telah menemukan kerangka manusia tanpa kepala yang masih terbungkus kain mori.
"Penemuan tulang belulang itu pada hari Jumat 7 Oktober 2016 pagi. Saat itu penambang pasir sedang mengayak pasir dan menemukan 15 tulang kecil-kecil yang diperkirakan tulang anak anak,” terang Kapolres, Minggu (25/12).
Setelah berkordinasi dengan perangkat desa dan Kepala desa Wonotirto, para penambang akhirnya menguburkan tulang itu di pekarangan dekat lokasi penambangan.
Namun kejanggalan setelah itupun mulai muncul. Kasubbaghumas Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto menuturkan, banyak warga di dekat kuburan kerangka itu mengaku dihantui suara tangis bayi setiap malamnya.
"Akibat kejadian itu, akhirnya makam kerangka anak-anak itu pun dipindah ke TPU di desa Wonotirto,” ucap willy.
Polisi pun melakukan penyelidikan. Dari hasil penyelidikan, dikatakan Willy, dimungkinkan itu adalah kerangka manusia yang terpisah karena proyek pelebaran jalan di makam desa Kalibening. Pelebaran jalan menggunakan alat berat dan tanahnya dibuang ke sungai.
“Desa Kalibening itu letaknya berdampingan dengan desa Wonotirto. Kalau dilihat dari aliran sungainya, desa Kalibening di atasnya Wonotirto. Sehingga kerangka itu hanyut dan terbawa hingga ke desa Wonotirtao dan akhirnya ditemukan penmbang pasir,” tutup Willy. (Humas Polres Kebumen)
Loading...