Hal itu membuatnya merasa sakit yang tak tertahankan.
Karena sakitnya itu, Du Sihan akan selalu merasa lelah ketika melakukan sesuatu.
Keadaan itu membuatnya harus beristirahat untuk menghilangkan rasa sakitnya sementara waktu.
Namun, orang tuanya kaget saat Du Sihan minta dikuburkan saja.
Dilansir dari Viral 4 Real pada Minggu (3/12/2017), dia tak tahan lagi dengan rasa sakit yang dideritanya.
"Tolong kuburkan aku, Ma. Aku sudah tak bisa menahan rasa sakit ini lagi," katanya pada Ibunya setelah hidup dalam rasa sakit yang luar biasa.
Ibunya tak menganggap keinginan itu serius.
"Di mana kamu ingin dikubur? Apa kamu mau main petak umpet dengan Mama," respon sang ibu.
"Tidak, aku ingin Mama menguburku di tanah," Du Sihan berteriak pada Ibunya.
Menurut anak itu lebih baik mati daripada mentoleransi rasa sakit itu setiap hari.
Ketika ceritanya beredar di media sosial, mereka mendapatkan bantuan dari netizen.
Saat tahu keluarga tersebut mengalami kesulitan keuangan membayar rumah sakit, masyarakat berhasil mengumpulkan uang sebanyak 134.550 US $ atau sekitar Rp 1,8 Miliar.
Sumbangan itu sangat membantunya, dia siap menjalani operasi transplantasi sumsum tulang.
Namun, setalah dioperasi, dia justru menderita infeksi bakteri yang membuatnya demam tinggi selama 20 hari dan infeksi empedu 40 hari.
Untuk memperbaiki keadaanya, keluarga mengizinkan anak itu menjalankan operasi lain.
Namun, kesehatannya menurun dan pada usia sangat muda, dia tahu, dia akan segera meninggalkan dunia.
Setelah hidup dengan rasa sakit, dia memberi tahu ibunya dengan wajah sedih.
"Jika aku pergi sekarang. Mama bisa fokus pada diri sendiri," kata Du Sihan.
Itu adalah kata-kata terakhir sebelum dia mengembuskan napas terakhirnya.
"Ini adalah yang terbaik. Anak laki-lakiku telah hidup dengan rasa sakit sekarang dia terbebas dari semua rasa sakitnya," kata sang Ibu sambil terisak-isak.
Hati Ibunya sangat hancur melihat anaknya mengalami rasa sakit yang luar biasa, setiap hari dalam hidupnya sampai napas terakhirnya.
Tribun
Loading...