Dia ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di kebun miliknya, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa.
Mayat ayah dua anak ini, ditemukan dalam perut ular piton atau sanca kembang (Python reticulatus), malam hari.
Hingga, Rabu (29/3) malam, istrinya, Maimunah alias Muna (23) belum mengetahui kabar meninggalnya sang suami.
“Baru satu bulan lebih diantar istrinya ke pedamalam Palopo, Luwu. Disana tak ada sinyal hape,” kata Junaidi, Sekretaris Desa Salubiro, kepada Nurhadi Para, repoter Tribun Sulbar.com, kemarin.
Ular piton pemangsa Akbar, mencapai 7,1 m. ‘Mayat’ ular diukur dengan meteran kayu, setelah warga menghancurkan kepala ular, dan membela perut, dan menyamak kulitnya.
Berat ular diperkirakan mencapai 158 kg, atau nyaris empat kali lipat dari tubuh Akbar. Tinggi badan Akbar 164 cm dengan berat 62 kg.
Seorang kerabat almarhum Akbar, Mursalim (31), mengatakan, ular berukuran raksasa kerap ditemukan di kawasan kebun sawit tersebut.
"Di sini memang sering ditemukan ular piton raksasa, tapi baru ini pernah kejadian telan orang," ujar Mursalim, di Mamuju.
Pada tahun 1990-an, kata Mursalim, warga setempat pernah menemukan ular serupa di daerah tersebut.
Ketika itu, lahan sawit baru dibuka. Berikutnya, pada tahun 2001. "Juga ditemukan ular piton raksasa sepajang sembilan meter lebih," ujar Mursalim.
Ular yang menerkam Akbar berukuran sekitar tujuh meter.
Ternyata, tiga (Mamuju, Mamuju Utara dan Mamuju Tengah) dari enam kabupaten di Sulawesi Barat termasuk “sarang” ular piton terbesar di Indonesia.
Polisi Kehutanan (Polhut) Resort Mamuju, mengungkapkan hampir semua titik wilayah Mamuju Tengah terdapat ular piton atau ular sanca kembang.
Bidang Konserfasi Sumber Daya Alam, Polhut Resort Mamuju, Hardi, kepada TribunSulbar.com, Rabu (29/3/2017).
"Hampir semua wilayah di Mamuju Tenga itu terdapat ular piton atau sanca,"kata Hardi.
"Apalagi dikanal-kanal kebun sawit itu hampir semua ditempati," tambahnya.
Ia mengungkapkan, Daerah Salubiro Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, merupakan daerah yang paling banyak ular Piton menyebar.
( Silahkan Baca Juga: Ini Mimpi Akbar Yang Menyayat Hati Sebelum Tewas di Telan Ular )
Menyebarnya ular Piton di wilayah tersebut, dikarenakan habitatnya terganggu. Ular piton menjadi terusik dan bisa mengamuk.
"Gara-gara habitatnya ini terganggu oleh pembukaan lahan sawit, makanya menyebar dan hampir semua wilayah di Mateng terdapat, apalagi di Salubiro,"paparnya.
Ia mengatakan Piton paling sering terlihat diwilayah tersebut saat memasuki musim kemarau dan hujan.
"Kalau sudah musim kemarau dan hujan pasti banyak bermunculan,"ujarnya.
Berdasarkan data Bidang Konserfasi Sumber Daya Alam Polhut Sulbar, Sulbar merupakan salah satu wilayah habitat Ular Piton terbanyak di Indonesia.
"Memang di Sulbar banyak apalagi wilayah Mamuju, bahkan Sulbar memiliki kuota perdagangan sekitar 1.000 per tahun khusus ular sanca atau piton,"jelasnya.
Ia menuturkan, ular sanca atau piton, belum dilindungi, sehingga hampir diseluruh wilayah Sulbar, utamanya di wilayah Mamuju sering terjadi penangkapan.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan hampir disemua rawah dan kanal-kanal di Mamuju ditempati Buaya.
( Silahkan Baca Juga: Merinding! Video Detik-Detik Warga Membelah Perut Ular Yang Menelan Akbar Hingga Meninggal )
Atas kejadian yang menimpah Akbar, Warga Desa Saubiro, Kecamaran Karossa, Kabupaten Mateng, Sulbar, Ia menghimbau kepada masyarakat utama para petani sawit untuk berhati-hati terhadap keberadaan hewan-hewan pemangsa tersebut.
Loading...