Sabtu itu menjadi hari yang tak bakal dilupakan Rojudin. Pria 51 tahun itu menjadi saksi mata ambruknya jembatan penyeberangan orang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Jembatan yang tertutup spanduk berukuran besar itu jatuh dan menimpa mobil Suzuki APV yang ia kendarai.
Ketika itu, pria yang bekerja sebagai sopir pribadi itu menceritakan, ia tengah melintas dari arah Serpong, Tangerang Selatan, Banten, ke arah Pancoran, Jakarta Selatan, untuk menjemput anak majikannya. Namun nahas, mobilnya tertimpa jembatan yang ambruk.
Sebelum ambruk sekitar 15.20 WIB, Rojudin sempat menyaksikan beberapa orang tengah menyeberangi jembatan yang menghubungkan pusat pertokoan Robinson dan Stasiun Pasar Minggu ini. "Saya melihat tiga orang jatuh dari atas," ujar Rojiduin kepada Tempo, Sabtu malam, 24 September 2016.
Menurut Rojudin, sang ibu yang menggandeng anak kecil serta satu orang perempuan itu jatuh dari jembatan setinggi sekitar 20 meter. Namun, Rojudin mengaku tak sempat menolong ketiga orang itu. Dia hanya bergegas membuka pintu mobil dan lari menjauhi jembatan.
Tak hanya mobil majikannya yang tertimpa runtuhan jembatan, satu unit sepeda motor ikut rusak parah. Beberapa saat setelah kejadian, kondisi jalan penuh dan ramai. Sirine mobil layanan darurat menyeruak di antara kendaraan yang memadati lokasi kejadian ambruknya jembatan besi itu.
Seusai kejadian itu, Rojudin memilih menenangkan diri. Laki-laki asal Majalengka itu hanya bisa menatapi para petugas yang mengevakuasi reruntuhan jembatan. David Sulakmono dan Lisa Gunawan, majikan Rojudin, datang. Ia bersyukur sopirnya selamat dari maut. “Puji Tuhan,” kata Lisa.
Jembatan penyeberangan di Pasar Minggu ambruk setelah diterpa hujan lebat sekitar pukul 15.20 WIB. Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta Andriyansyah mengatakan penyebabnya adalah pemasangan papan reklame di JPO yang tidak sesuai dengan aturan.
"Ketinggian reklame sekitar tiga meter hampir menutupi seluruh ruang sisi railing JPO," tutur Andriyansyah, Ahad, 25 September 2016. Padahal, sewajarnya letak papan reklame berada 30 sentimeter dari gelagar (bentangan baja) ke bawah dengan ketinggian maksimal semeter.
Camat Pasar Minggu Eko Kardiyanto mengatakan tiga orang tewas dan delapan orang lainnya luka-luka akibat kecelakaan yang mengejutkan ini. Semua korban, menurut Eko, ditangani Suku Dinas Sosial serta Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Selatan.
"Ada tiga korban yang meninggal. Pertama, atas nama Lilis Pancawati, dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Cilodong, Depok. Sedangkan dua korban lain atas nama Sri Hartati dan Aisyah Zahra Ramadhan," kata Camat Eko Kardiyanto saat dikonfirmasi Tempo, Minggu, 25 September 2016.
Rencananya, jenazah Aisyah dan Sri akan dibawa ke Depok dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Srengseng Sawah sebelum salat zuhur. Sri merupakan nenek Aisyah. Seusai kejadian, Sri dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu, sedangkan Aisyah dibawa ke Rumah Sakit Siaga.
Loading...